Kaeng matsaman
Kaeng matsaman atau kari massaman, kaeng matsaman adalah kari Thai yang bercitarasa gurih, kaya, dan lembut yang merupakan penafsiran Thai akan hidangan Persia atau Timur Tengah.
Massaman atau matsaman adalah bukan istilah asli dalam Bahasa Thai Secara umum istilah ini mungkin merujuk kepada umat Muslim. dalam Bahasa Perancis pada abad ke-19 menyebutnya sebagai "Kari
Mussulman"; Mussulman adalah bentuk kuno dalam beberapa
bahasa Eropa untuk menyebut Muslim.
Menurut pakar masakan
Thailand, David Thompson, juga wartawan Santi Sawetwimon, hidangan ini berasal
dari Thailand Tengah abad ke-17 Masehi, di kota
kosmopolitah Ayuttaya Hidangan ini mungkin dibawa oleh saudagar sutra asal Persia bernama Sheik Ahmad Qomi, yang
kemudian menurunkan keluarga bangsawan Thai bermarga Bunnag. Teori lainnya
berpendapat, bahwa massaman adalah hidangan asal Semenanjung
Melayu Thailand Selatan, yang dipengaruhi Masak Melayu dan India.
Kari ini menjadi ilham bagi
puisi akhir abad ke-18, karya Pangeran Itsarasunthon dari Siam, dan kemudian Raja Rama II (1767-1824). Puisi ini dipersembahkan
kepada Putri Bunrot, kemudian menjadi Ratu Sri Suriyendra, permaisuri
Raja Rama II. Bait kedua puisi berbunyi:
มัสมั่นแกงแก้วตา หอมยี่หร่ารสร้อนแรง -
Massaman, kari yang dibuat kekasihku, sangat harum jintan dan rempah yang
beraroma kuat. ชายใดได้กลืนแกง แรงอยากให้ใฝ่ฝันหา -
Setiap laki-laki yang mencicipi kari ini pasti akan merindukannya.
Karena kari ini memiliki akar pada hukum pangan Islam, maka kari ini
umumnya dimasak dengan menggunakan bahan-bahan yang halal seperti
menggunakan daging sapi. Akan tetapi ada variasi lain yang
menggunakan daging bebek, ayam, atau kambing. Namun ada pula warga Thailand
non-Muslim yang menggunakan daging babi untuk memasak kaeng matsaman. Karena
daging babi adalah haram menurut ajaran Islam - maka Muslim Thailand pasti
hanya memasak jenis kaeng matsaman yang halal. Ada pula variasi vegetarian dari
kari massaman.
Cita rasa kaeng matsaman diperoleh dari campuran bumbu
(nam phrik kaeng matsaman) yang kurang lazim digunakan dalam kari Thai. Kapulaga. kayu manis. cengkih, bunga lawang, jintan, daun salam, dan pala pada
abad ke-17 didatangkan dari Nusantara (Indonesia)
dan Asia Selatan oleh saudagar asing. Perdagangan rempah ini
pada awalnya dikuasai oleh saudagar Muslim dari Timur Tengah, India, dan
Nusantara. Akan tetapi saudagar rempah Muslim ini kemudian akan tersaingi dan
tertekan oleh aktivitas pedagang Eropa seperti Portugis, VOC, dan Perusahaan Hindia Timur Perancis. Bumbu
ini ditambah lagi dengan cabai merah kering yang mulai ditanam di kawasan, ditambah
pula biji ketumbar, sereh, lengkuas, lada putih, terasi, bawang merah dan
bawang putih untuk melengkapi bumbu kari massaman. Bumbu halus ini
kemudian dimasak dalam campuran santan, kemudian ditambahi daging, kentang,
bawang bombay, kecap ikan, garam, asam jawa, gula jawa, santan kental dan
kacang tanah. Kari Massaman biasanya disajikan dengan
nasi putih dan hidangan lain. Ada pula yang menambahi jeruk, air perasan limau
atau sari nanas sebagai bahan tambahan.
ไม่มีความคิดเห็น:
แสดงความคิดเห็น